Saturday, July 31, 2010

Lima Makanan Agar Kulit Tetap Bersinar

http://www.voa-islam.com/timthumb.php?src=/photos2/daging-salmon.jpg&h=235&w=355&zc=1

Berapa banyak biaya yang telah kita habiskan untuk membeli puluhan produk kecantikan kulit? Padahal, kulit cantik tak mesti hanya dirawat dari luar, tapi juga dari dari dalam tubuh melalui makanan yang kita konsumsi.

Inilah beberapa jenis makanan yang akan membuat kulit Anda cantik dan bersinar.

1. Beri
Buah-buahan jenis beri bagus untuk kulit karena kaya akan antioksidan yang melindungi sel kulit dari zat berbahaya yang ditimbulkan polusi lingkungan. Bahkan, dalam sebuah penelitian, beri termasuk 10 buah yang memiliki kapasitas serapan radikal oksigen (ORAC) tertinggi. Jenis buah beri di antaranya blackberry, stroberi, and raspberi.

2. Salmon
Dari semua ikan yang ada, salmon merupakan jenis ikan yang paling banyak mengandung asam lemak omega 3 yang membuat kulit tetap muda dan segar. Anda bukan penggemar ikan? Cobalah konsumsi minyak ikan. Atau, konsumsi asam lemak dari avokad, minyak zaitun, dan kacang.

3. Biji bunga matahari
Apa pun cara penyajiannya, yang pasti biji bunga matahari kaya akan vitamin E sebagai antioksidan yang melindungi kulit dari kerusakan karena terpaaan sinar matahari. Selain itu, biji bunga matahari bermanfaat mencegah penuaan dini, kerutan, dan noda hitam.

4. Gandum
Makanan yang mengandung gandum seperti roti dan sereal merupakan sumber zinc dan selenium, dua zat mineral yang melindungi kulit dari kerusakan. Sebagai antiinflamasi, zinc dan selenium dapat menumpas jerawat.(rps/MI)

Pahala Bersolek Bagi Istri Shalihah

http://www.voa-islam.com/timthumb.php?src=/photos2/Azka/muslimah-berhias.jpg&h=235&w=355&zc=1

Barangkali para istri muslimah terpesona dengan tema ini, sebab ini bukan perkara yang aneh. Mereka semua pasti setuju. Ya, memang benar bahwa bersoleknya seorang istri untuk suaminya adalah merupakan proses ibadah yang bernilai pahala. Istri yang muslimah diseru untuk selalu memperhatikan kecantikan, keindahan, dan kemolekannya, meski usia pernikahannya telah melewati puluhan tahun lamanya.

Ini mengingat, meskipun suaminya sudah tua, dia tetap akan merasakan kedamaian dari kata-kata manis sang istri. Dia senantiasa menikmati pemandangan indah istrinya. Dengan demikian, minimal sang istri bisa menjaga suaminya, untuk tidak melirik wanita lain.

Sebagian muslimah yang sudah beristri terkadang menganggap bahwa berdandan merupakan hak para model, artis, penyiar televisi, dan wanita-wanita yang tidak agamis lainnya. Pandangan tersebut jelas sangat keliru dan tertolak kebenarannya. Sebab, bersolek dan berdandan merupakan faktor terpenting untuk memantapkan cinta dan menaklukkan hati suami. Selain itu, berdandan juga bisa diakses untuk merekonstruksi kokohnya bangunan rumah tangga suami-istri.

Dalam bukunya Az-Zaujah Al-Mubdi’ah wa Asrar Al-Jamal, Shabah Sa’id menegaskan, di antara kesalahan-kesalahan fatal yang dilakukan oleh para istri adalah mengabaikan aktivitas berdandan dan berhias, serta tidak menampakkan sisi femininnya kepada suaminya. Penampilan apa adanya sang istri di hadapan suaminya, atau bahkan mengabaikan penampilan dirinya, merupakan faktor potensial yang dapat merusak kehidupan rumah tangga.

…di antara kesalahan-kesalahan fatal yang dilakukan oleh para istri adalah mengabaikan aktivitas berdandan dan berhias, serta tidak menampakkan sisi femininnya kepada suaminya…

Shabah Sa’id melanjutkan, yang lebih menakjubkan lagi tentunya jika kita melihat sebagian muslimah mengabaikan atau menganggap remeh dandanan mereka di hadapan suaminya. Sangat ironis jika kita menyaksikan para muslimah tampil seadanya di hadapan suami mereka, dan aroma dapur atau bau masakan tercium dari mulut dan badan mereka, namun di luar rumah kita bisa mencium aroma wangi semerbak dari mulut dan pakaian mereka.

Islam benar-benar mendorong kaum muslimah agar merawat kecantikan dan kelembutannya. Rasulullah SAW bersabda kepada Umar, “Maukah kuberitahukan sebaik-baik simpanan seseorang? Dia adalah wanita shalihah, yaitu jika suami memandangnya, dia menyenangkannya.”

Dari hadits Abdullah bin Salam, bahwa Rasulullah bersabda ”Sebaik-baik istri ialah istri yang menyenangkan kamu bila engkau memandang (nya), dan taat kepadamu bila engkau menyuruh (nya), serta menjaga dirinya dan harta bendamu di waktu engkau tidak berada bersamanya.”

Oleh karena itu, berdandan untuk suami merupakan bagian dari ibadah. Sehingga istri kelak akan mendapatkan balasan dan pahala dari Allah di akhirat kelak. Selain itu, dia akan mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan dalam hidupnya bersama suaminya.

…Istri wajib tampil cantik dan semenarik mungkin di depan suami. Dan semua itu akan melahirkan pahala yang besar dari Allah…

Betapa tidak, barangsiapa yang menemui istrinya, lalu dia mendapati istrinya dalam keadaan cantik dan menarik, itu berarti sang istri telah menyenangkan suaminya. Pun demikian, dia harus bisa menarik hati suami dengan segenap kecantikan dan sikap manjanya.

Berhias atau berdandan adalah sifat fitrah seorang wanita, di mana secara naluri para wanita umumnya punya kecenderungan untuk tampil cantik dan menarik. Ini barangkali berhubungan dengan jiwa wanita yang suka pada keindahan dan kebersihan ketimbang laki-laki. Naluri ini adalah karunia Allah yang harus disyukuri.

Dalam pelaksanaannya, naluri untuk tampil cantik dan berhias ini telah Allah berikan petunjuk-Nya, sehingga tidak salah jalan yang hanya akan mengakibatkan kerugian dan kerusakan bagi pelakunya.

Ini mirip dengan naluri untuk makan yang merupakan karunia yang harus disyukuri. Namun naluri itu perlu dibuatkan koridornya agar tidak mencelakakan diri sendiri. Misalnya Allah melarang untuk memakan makanan yang merusak diri sendiri dan juga yang menghilangkan akal pikiran. Semua itu diberlakukan agar nikmat ini terjaga dan berfaedah, bukan merusak dan menghancurkan sang hamba.

Dalam persoalan berhias, maka batasan yang Allah tetapkan adalah:

1. Kepada suami

Istri wajib tampil cantik dan semenarik mungkin di depan suami. Dan semua itu akan melahirkan pahala yang besar dari Allah.

2. Kepada laki-laki yang mahram dan sesama wanita muslimah

Seorang wanita boleh menampakkan sebagian tubuhhya seperti kepala, leher, tangan, kaki dan bagian lain yang memang dibolehkan secara syar‘i di depan keluarganya yang masih mahram. Namun tidak boleh menampakkan bagian seperti aurat-aurat ‘besar’ dan lainnya. Berdandan di depan mereka pun tidak menjadi masalah asal masih dalam batas yang wajar dan tidak vulgar.

…Selain itu, Islam menentang sikap berlebih-lebihan dalam berhias sampai pada tahapan menjurus pengubahan ciptaan Allah…

3. Tidak berdandan untuk laki-laki non-mahram dan wanita kafir

Keduanya punya kedudukan yang sama yaitu diharamkan menampakkan bagian tubuh dan berhias di depan mereka. Apalagi melenggak-lenggokkan tubuh untuk menarik syahwat laki-laki asing atau non-mahram.

Selain itu, Islam menentang sikap berlebih-lebihan dalam berhias sampai pada tahapan menjurus pengubahan ciptaan Allah yang oleh Al-Qur‘an dinilai bahwa mengubah ciptaan Allah adalah ajakan setan kepada pengikut-pengikutnya. Pasalnya, setan akan berkata, “Sungguh akan kami pengaruhi mereka itu, sehingga mereka mau mengubah ciptaan Allah.” (An-Nisa’ 119)

Berdandan tidak harus dengan memakai make up dan perhiasan yang mahal. Rajin membersihkan diri dengan mandi, bersiwak, memakai parfum dan berpakaian rapi dan serasi, sudah termasuk bagian dari berdandan.

…Dandanan yang memikat dan aroma parfum yang harum akan menjaga dan memagari suami dari maksiat…

Demikian pula menyisir rambut, mencabuti bulu ketiak dan memotong rambut kemaluan, juga termasuk berdandan. Jika suka dan memang punya, bolehlah memoleskan sedikit bedak ke wajah, dan lipstik tipis di bibirmu. Itu akan menambah cantik penampilan. Kalau ada, tak ada salahnya pula memakai perhiasan, atau berpakaian menarik di hadapan suami. Tentu, semua itu harus diikuti dengan keindahan akhlakmu.

Berpakaian model apapun yang diinginkan dan disenangi suami, maka itu dibolehkan dalam syariat Islam, karena tidak ada batasan aurat antara istri dan suaminya. Dandanan yang memikat dan aroma parfum yang harum akan menjaga dan memagari suami dari maksiat. Mata suami akan tertutup dari melihat pemandangan haram di luar rumah, bila mata itu dipuaskan oleh istrinya dalam rumah. Jika istri tidak dapat memuaskan atau menyenangkan suami sehingga suaminya sampai jatuh dalam kemaksiatan (tertarik melihat pemandangan haram di luar rumah) maka berarti si istri turut berperan membantu suaminya bermaksiat kepada Allah.

…Mata suami akan tertutup dari melihat pemandangan haram di luar rumah, bila mata itu dipuaskan oleh istrinya dalam rumah…

Benar, bahwa dunia ini hanya sekedar jembatan, dan tujuan hidup seorang mukmin tidak hanya untuk melahap kenikmatan. tetapi menikmati yang mubah juga dianjurkan, sebagaimana melakukan yang haram juga dilarang. Maka telah disebutkan di dalam hadits, bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Di dalam diri di antara kalian terdapat sedekah.” (HR. Muslim).

Maka ‘bersedekahlah’ kepada para suami dengan berdandan semenarik mungkin, demi keridhaan Allah dan pahala-Nya. [ganna pryadha/berbagai sumber/voa-islam.com]

Apakah Taubat Merubah Kesalahan Menjadi Kebaikan?

http://www.voa-islam.com/timthumb.php?src=/photos/Taubat-2.jpg&h=235&w=355&zc=1

Pertanyaan: Aku telah melakukan banyak kesalahan dalam hidupku. Apabila aku bertaubat, apakah Allah akan mengampuni dosa-dosaku dan menggantikannya dengan kebaikan?

Syaikh Abdul 'Aziz bin Abdul Rahim menjawab : Dosa yang dilakukan manusia ada dua bentuk. Pertama, dosa diakibatkan kemaksiatan dan meremehkan perintah yang Allah wajibkan dan larangan yang Allah haramkan. Kedua, dosa yang dilakukan antar sesama mereka.

Adapun dosa yang terjadi antara dia dengan Tuhannya, jika bertaubat dan kembali kepada-Nya, meninggalkan maksiat, melaksanakan perintah Allah, dan menempuh jalan ketaatan, sungguh Allah 'Azza wa Jalla Maha Pengasih terhadap hamba-hamba-Nya. Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan mengampuni orang yang bertaubat. Allah Ta'ala berfirman:

إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

"Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Furqan: 70)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Maha Penyayang lagi Maha Pemurah, akan memberi maaf dan ampunan bagi hamba-hamba-Nya jika mereka datang kepadaNya untuk bertaubat. Allah juga akan mengampuni dan merahmati kelemahan dan hawa nafsunya yang dulunya pernah menguasainya, jika dia kembali melakukan ketaatan. Allah Ta'ala berfirman;

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ

"Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk." (QS. Huud: 114)

Siapa yang bertaubat, menguatkan niat dan tekad untuk bertaubat dengan benar-benar yang tidak disertai keinginan kembali melakukan kemaksiatan itu, dan beramal shalih serta hanya berharap ampunan hanya kepada Allah, maka Allah akan menerima taubatnya, memberi maaf, dan mengampuninya.

Jika dosa diakibatkan mengambil hak-hak orang lain, maka wajib mengembalikan hak-hak tersebut kepada yang punya. Siapa yang mengambil harta orang lain yang tidak halal atau menumpahkan darah yang haram, mencela, atau melaknat (mengutuk) seseorang, maka dia harus meminta kehalalan dari yang didzalimi dan mengembalikan hak-hak tersebut kepadanya. Jika dia tidak mampu mengembalikannya karena keterbatasan yang dia miliki atau alasan lain, maka urusannya diserahkan kepada Allah, jika Dia berkehendak akan memaafkannya dan jika berkehendak akan mengadzabnya.

(PurWD/voa-islam.com)

Cara Syaitan Menipu Orang Yang Bertaubat

http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs216.snc4/39139_141919795826946_100000267780584_341668_407756_n.jpg

Pada tulisan sebelumnya telah dijelaskan bahwa taubat bisa merubah kemaksiatan menjadi pahala. Taubat juga menjadi sarana meraih cinta Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karenanya Allah perintahkan taubat kepada hamba-hamba-Nya.

Sesungguhnya syetan tidak suka jika manusia mendapat cinta dan ridla Rabb-nya. Dia berusaha menjerumuskan mereka ke dalam kemaksiatan, tindakan keji, dan berkata tentang Allah tanpa ilmu. Harapannya, agar mereka menjadi temannya di neraka yang menyala-nyala.

Begitu juga terhadap orang yang sudah terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan dan ingin keluar darinya, Syetan tidak pernah tinggal diam. Dia menggunakan berbagai cara tipu muslihat dan talbis agar mereka tetap dalam lembah maksiat. Terkadang syetan menggoda dengan menanamkan perasaan bahwa dirinya sangat kotor, dosanya bertumpuk-tumpuk dan tak terampuni. Sesekali juga dengan membisikkan tipuan bahwa Allah Mahapenerima taubat dan Mahapengampun, kapan saja bertaubat Allah senantiasa membuka pintu-Nya. Akhirnya ia memandang mudah masalah taubat, menggampangkannya, dan menunda-nundanya sehinga ia tak pernah bertaubat karena ajal dahulu menjemput. Berikut ini rincian godaan syetan agar menusia jauh dari taubat:

1. Tazyin, yaitu syetan menghiasi (menjadikan indah) perbuatan maksiat yang dilakukannya, menjadikannya cinta kepada maksiat itu, menjauhkannya dari ketaatan dan menampakkan susah dan beratnya taubat.

2. Talbis, yaitu syetan menipu manusia dengan menjadikan yang haram seperti halal, yang mungkar terlihat ma'ruf, batil seolah hak sehingga ia tidak akan keluar dari perbuatan tersebut.

3. Taswif, yaitu menunda-nunda taubat sehingga maut menjemput. Cara mengobatinya dengan banyak mengingat kematian dan bencana. Misalnya: banyak anak-anak yang lebih dulu mati sebelum yang tua, yang sehat sebelum yang sakit.

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اَللَّذَّاتِ: اَلْمَوْتِ

"Perbanyaklah mengingat sesuatu yang menghilangkan kenikmatan, yaitu kematian." (HR. At-Tirmidzi no. 2307; an Nasai 4/4; dan dishahihkan oleh Ibnu hibban)

. . syetan menghiasi (menjadikan indah) perbuatan maksiat yang dilakukannya, menjadikannya cinta kepada maksiat itu, . .

4. Meremehkan maksiat. Syetan menggodanya dengan mengatakan; "dosa-dosamu masih sedikit dibandingkan dosa orang lain. Allah Maha Pengampun dan Penyanyang. Dia tidak akan menyiksamu dengan dosa ini."

Ibnu Mas'ud radliyallah 'anhu berkata:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى أَنْفِهِ قَالَ بِهِ هَكَذَا فَطَارَ

"Sesungguhnya seorang mukmin dalam melihat dosanya, seolah-olah ia berada di bawah gunung, yang takut akan menimpanya. Dan sungguh seorang fajir melihat dosanya seperti lalt yang hinggap di hidungnya, lalu ia berkata seperti ini, maka lalat itupun terbang." (HR. Al-Bukhari no. 5833; al Tirmidzi no. 2421; Ahmad no. 3446)

Maknanya, dia menganggap remeh dosanya. Ia yakin dosanya tidak akan mendatangkan bahaya yang besar, sebagaimana ia meremehkan lalat. Sehingga ia merasa mudah menghilangkannya.

"Dosa-dosamu masih sedikit dibandingkan dosa orang lain. Allah Maha Pengampun dan Penyanyang. Dia tidak akan menyiksamu dengan dosa ini,"

godaan syetan.

5. Merasa sulit istiqamah dalam ketaatan setelah taubat. Sesungguhnya taubat menuntut keistiqamahan terhadap ketaatan, sedangkan istiqamah terasa amat berat bagi jiwa. Ketika rasa berat muncul, syetan membisikkan agar dia berputus asa, lalu meninggalkan ketaatan dan kembali melakukan kemaksiatan-kemaksiatan.

6. Berputus asa, yaitu dengan menanamkan perasaan dosanya sudah terlalu banyak, sehingga rasa takutnya menutupi rasa raja' (harap)-nya kepada ampunan dan rahmat Allah. Lalu syetan masuk dari pintu ini dan membisikkan bahwa dosanya tidak akan diampuni, taubatnya tidak akan diterima karena banyaknya dosa yang telah ia lakukan. Pada akhirnya, ia berputus asa dari Rahmat Allah. Dan rasa putus asa ini adalah dosa tersendiri yang menambah dosa yang telah lalu.

Cara mengatasinya, harus selalu mengingat luasnya rahmat Allah dan besar ampunan-Nya. Allah Ta'ala berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, Allah Ta'ala berfirman:

يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

"Hai anak Adam, sungguh selama engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, Aku akan mengampunimu sebanyak apapun dosamu dan aku tidak perduli. Hai anak Adam, kalau seandainya dosamu mencapai setinggi langit, kemudian engkau beristighfar kepada-Ku, akan aku ampuni dosamu dan aku tidak perduli. Hai anak Adam, sungguh kalau kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam kondisi tidak melakkan syirik, pasti aku akan mendatangkan ampunan sebanyak itu juga." (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

Lalu syetan masuk dari pintu ini dan membisikkan bahwa dosanya tidak akan diampuni, taubatnya tidak akan diterima karena banyaknya dosa yang telah ia lakukan.

7. Tertipu dengan banyaknya pelaku maksiat (berserikat dengan pelaku kemaksiatan). Seperti orang yang bersama-sama melakukan perampokan, pencurian atau pembunuhan, lalu dihukum bersama-sama juga. Ia merasa dosa perbuatan itu akan dibagi dengan kelompoknya sehingga masing-masing mendapatkan bagian dosa yang sedikit.

Terkadang karena dosa ini dilakukan bersama-sama sehingga menimbulkan rasa bangga dengan dosa tersebut. Seperti korupsi bareng, mencuri bareng, menjarah bareng atau berzina bareng. Orang yang berbangga dengan perbuatan dosa sulit diharapkan bertaubat dan kesalahnnya tidak akan diampuni.

Orang yang berbangga dengan perbuatan dosa sulit diharapkan bertaubat dan kesalahnnya tidak akan diampuni.


Tanda taubat yang benar

1. Setelah bertaubat ia menjadi lebih baik.

2. Senantiasa merasa takut terhadap adzab atas maksiatnya. Sehingga diharapkan ketika ia wafat, datanglah Malaikat dan mengatakan:

أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

"Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS. Fushilat: 30)

3. Sangat menyesali perbuatan maksiat yang dilakukannya dan takut terhadap akibat buruk yang ditimbulkannya.

Hal-hal yang memotifasi taubat

1. Adanya perintah taubat dan anjuran menyegerakannya.

Firman Allah Ta'ala:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran: 133)

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS. An-Nuur : 31)

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Allah Ta'ala membuka tangan-Nya pada malam hari untuk memberi taubat bagi pelaku dosa di siang hari, dan membuka tangan-Nya pada malam hari untuk memberi taubat bagi pelaku dosa di malam hari, sehingga matahari terbit dari arah barat." (HR. Ahmad)

2. Mengetahui hubungannya dengan zaman

a. Waktu adalah kehidupan

Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :

يَا ابْنَ آدَمَ ، إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ مَجْمُوْعَةٌ ، كُلَّمَا مَضَى يَوْمٌ مَضَى بَعْضُكَ إِنَّمَا أَنْتَ بَيْنَ رَاحِلَتَيْنِ تُنْقِلاَنِكَ ، يُنْقِلُكَ اللَّيْلُ إِلَى النَّهَارِ وَيُنْقِلُكَ النَّهَارُ إِلَى اللَّيْلِ، حَتَّى يُسْلِمَانِكَ إِلَى الآخِرَةِ

"Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau bagaikan kumpulan hari. Setiap berlalu satu hari berarti berlalu (hilang) pula sebagian (umur)-mu. Sesungguhnya kamu berada di antara dua tunggangan yang selalu memindahkanmu. Malam memindahkanmu ke siang dan siang memindahkanmu ke malam sehingga menyerahkanmu kepada akhirat." (al Hilyah: 2/148)

Daud Ath Tha’i rahimahullah mengatakan, "Sesungguhnya malam dan siang adalah tempat persinggahan manusia, yang disinggahinya bergantian sampai dia berada pada akhir perjalanannya. Jika engkau mampu menyediakan bekal di setiap tempat persinggahanmu, maka lakukanlah. Berakhirnya safar boleh jadi dalam waktu dekat. Namun, perkara akhirat lebih segera daripada itu. Persiapkanlah perjalananmu (menuju negeri akhirat). Tunaikanlah kewajiban yang patut engkau tunaikan. Karena mungkin saja, perjalananmu akan berakhir dengan tiba-tiba." (al Hilyah: 7/348)

b. Pentingnya memanfaatkan waktu

Dari Ibnu Abbas radliyallah 'anhu, bahwa Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi nasehat kepada seseorang:

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْل خَمْس ، شَبَابك قَبْل هَرَمك ، وَصِحَّتك قَبْل سَقَمك ، وَغِنَاك قَبْل فَقْرك ، وَفَرَاغك قَبْل شُغْلك ، وَحَيَاتك قَبْل مَوْتك

"Perhatikan lima perkara sebelum datang lima perkara: waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, waktu luangmu sebelum datang waktu sempit (sibuk)mu, kayamu sebelum datang waktu miskinmu dan hidupmu sebelum datang waktu wafatmu." (HR. Al Hakim dalam shahih-nya secara marfu' dan diriwayatkan juga oleh Abdullah bin al Mubarak dalam al Zuhd dengan sanad shahih)

c. Waktu yang berlalu tidak akan kembali

Yaitu dengan melakukan muhasabah diri dari waktu yang sudah dihabiskannya. Caranya dengan mengingat kesalahan dan dosa-dosanya yang telah lalu, supaya menimbulkan rasa tunduk dan hina di hadapan Allah 'Azza wa Jalla. Sehingga waktunya yang akan datang tidak seperti waktunya yang lalu.

Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau bagaikan kumpulan hari. Setiap berlalu satu hari berarti berlalu (hilang) pula sebagian (umur)-mu. . .

3. Malu kepada Allah.

Yaitu dengan menyadari bahwa Allah telah melimpahkan kepadanya nikmat yang banyak, yang dengan itu ia malah bermaksiat dan tidak memenuhi hak-hak-Nya. Inilah yang terkandung dalam doa sayyidul istighfar.

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

"Ya Allah, Engkau adalah Tuhan-ku, tiada sesembahan yang hak kecuali Engkau, Yang telah menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas ikatan dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan buruk yang kuperbuat. Aku mengakui akan nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui (banyaknya) dosaku terhadap-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau." (HR. Al-Bukhari no. 6306)

4. Mengingat kematian dan masa akan datang yang belum tentu kita menemuinya

Ibnu Umar rahimahullah berkata:

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ اَلصَّبَاحَ, وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ اَلْمَسَاءَ, وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِسَقَمِك, وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ.

"Jika engkau berada di sore hari janganlah menunggu (berharap) pagi hari, dan jika engkau berada di pagi hari janganlah menunggu (berharap) sore hari." (HR. Al-Bukhari no. 6416)

5. Mengingat kondisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Beliau adalah manusia yang telah diampuni dosa-dosanya, baik yang lalu maupun yang akan datang. Tapi, beliau senantiasa beristighfar kepada Allah Ta'ala. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

"Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah dan meminta ampun kepada-Nya, sungguh aku sehari bertaubat / meminta ampun kepada-Nya sebanyak seratus kali." (HR. Muslim, no. 2702)

Dalam sabdanya yang lain:

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

"Demi Allah, sungguh aku bertaubat dan beristighfar (meminta ampun) kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali." (HR. Al-Bukhari, no. 6307)

6. Berkawan atau bergaul dengan orang-orang baik / shalih.

Sesungguhnya seseorang berada di atas agama kawan dekatnya. Umar ibnul Khaththab rahimahullah menasehatkan: "Duduklah (bergaullah) bersama orang-orang yang suka taubat, sungguh mereka adalah orang yang lembut hatinya."

Muhammad bin Ka'ab Al-Quradli berkata:

اَلتَّوْبَةُ يَجْمَعُهَا أَرْبَعَةُ أَشْيَاءٍ : الاِسْتِغْفَارُ بِاللِّسَانِ، وَالإِقْلاَعُ بِالأَبْدَانِ، وَإِضْمَارُ تَرْكِ الْعُوْدِ بِالْجِنَانِ، وَمُهَاجَرَةُ سَيِّءِ الْإِخْوَانِ

"Taubat terkumpul dalam empat perkara: istighfar dengan lisan, meninggalkan (perbuatan itu) dengan badannya, dan bertekad tidak akan mengulanginya dengan hati serta menjauhi kawan yang buruk."

7. Meniti jalan salafush shalih, seperti jalan taubatnya Maiz bin Malik dan wanita Ghamidiyah serta yang lainnya.

Oleh : Badrul Tamam

Hakikat dan Keutamaan Taubat

http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs199.snc4/38276_138529322844321_114292405268013_225399_4928241_n.jpg

Tak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa. Selalu saja ada debu-debu lalai, khilaf dan salah yang melekat. Padahal dia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Tuhannya. Jika dalam kondisi seperti ini, Allah dengan rahmat dan kemurahan-Nya memberikan jalan untuk membersihkannya salah dan dosa-dosa tadi. Yaitu dengan bertaubat. Disamping sebagai bentuk ibadah, taubat juga merubah salah dan dosa bernilai pahala. Maka taubat menjadi kebutuhan hamba yang merasa banyak salah dan dosa.

Hakikat Taubat

Taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada tuhannya (Allah) Ta'ala, dengan melaksanakan ketaatan dan menjauhi maksiat serta menyelisihi atau menjauhi jalan hidup orang Yahudi dan Nasrani. maksudnya meninggalkan sesuatu yang ia bertaubat darinya menuju apa yang ia kembali kepadanya.

Jadi taubat yang disyariatkan mencakup tiga komponen:

1. Kembali kepada Allah

2. Melaksanakan perintah-Nya

3. Meninggalkan larangan-Nya.

Taubat bukan saja dari melaksanakan maksiat, tapi juga dari meninggalkan perintah. Banyak sekali manusia yang meninggalkan perintah-perintah Allah, baik berupa perkataan atau perbuatan. Terkadang dikarenakan mereka tidak mengetahuinya, maka ia masuk dalam golongan sesat (dhaalliin). Terkadang pula ia mengetahuinya tapi tidak melaksanakannya, maka ia masuk dalam golongan orang yang dimurkai (al Maghdzub 'Alaihim).

Kedudukan dan keutamaan taubat

Banyak sekali nash-nash Al Qur'an yang menjelaskan keutamaan dan kedudukan taubat, di antaranya sebagai berikut:

1. Sebagai sarana memperoleh kecintaan Allah 'Azza wa Jalla.

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al-Baqarah: 222)

Karena di dalam taubat terdapat taqarrub kepada Allah dengan melaksanakan ketaatan dan menjauhi maksiat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, Allah Ta'ala berfirman:

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

"Tidaklah hamba-Ku mendekatkan kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada melaksanakan perkara-perkara yang fardlu (wajib) dan tidaklah hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan nafilah (sunnah) sehingga Aku mencintainya." (HR. Al Bukhari)

2. Penyebab keberuntungan di dunia dan akhirat

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS. An-Nuur : 31)

Dari Abu Sa'id Al-Khudri radliyallu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dahulu kala, pada umat sebelum kalian, ada seseorang yang membunuh 99 jiwa, kemudian ia ingin bertaubat. Maka ia mencari orang yang paling alim, dan ditunjukkan padanya seorang pendeta. Ia bertanya padanya: bahwa ia telah membunuh 99 jiwa, apakah masih ada taubat untuknya? Jawab pendeta: "tidak ada." Maka iapun membunuhnya, sehingga genap seratus orang yang sudah dibunuhnya.

Kemudia ia mencari lagi orang yang paling alim di muka bumi, dan ditunjukkan padanya seorang yang berilmu, lalu ia mengatakan sudah membunuh seratus jiwa, apakah masih ada taubat untuknya? Orang alim tadi menjawab: "ya ada, tiada yang berhak menghalangimu bertaubat, pergilah ke negeri itu, di sana banyak orang yang taat beribadah kepada Allah, lalu beribadahlah seperti ibadah mereka, dan jangan kembali ke negerimu ini, karena ia tempat orang jahat."

Maka pergilah orang itu. Ketika di tengah perjalanan, ajal menjemputnya. Maka Malaikat rahmat bertengkar dengan Malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata: "ia telah berjalan untuk bertaubat kepada Allah dengan sepenuh hatinya." Berkata Malaikat adzab: "ia belum pernah berbuat kebaikan sama sekali." Lalu datanglah Malaikat dalam rupa manusia yang dijadikan sebagai hakim di antara mereka. Ia berkata: "ukur saja jarak dua dusun yang ditinggalkan dan yang dituju, maka mana yang lebih dekat masukkanlah ia ke dalam golongan penduduk itu." Kemudian mereka mengukurnya dan mendapati jaraknya lebih dekat kepada negeri yang baik yang ditujunya, maka diambillah ruhnya oleh Malaikat rahmah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Laki-laki ini belum beramal sedikitpun, namun ketika ia bertaubat, ia mendapati keberuntungan dan kebahagiaan.

3. Sebagai cara agar tidak menjadi orang dzalim

وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

"Dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang dzalim." (QS. Al-Hujurat: 11)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: "hamba dibagi menjadi dua macam: yaitu orang yang bertaubat dan orang dzalim, tidak ada yang ketiganya. Gelar dzalim disandangkan bagi orang yang tidak bertaubat. Dan tidak ada kejahilan melebihi ketidaktahuan seorang hamba akan Rabbnya dan hak-hak-Nya, aib dirinya serta amalnya yang buruk." (Madarijus Salikin: 1/199)

Hamba dibagi menjadi dua macam: yaitu orang yang bertaubat dan orang dzalim, tidak ada yang ketiganya. . . .

4. Menghapuskan amalan-amalan buruk dan sebab masuk surga

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang mukmin yang bersamanya." (At-Tahrim: 8)

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal." (QS. Ali Imran: 135-136)

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

اَلتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ

"Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak berdosa." (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)

اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

"Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada dan ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya (kebaikan) itu akan menghapusnya serta perlakukan manusia dengan perlakuan yang baik." (HR. At-Tirmidzi, hadits hasan shahih)

إِذَا عَمِلْتَ سَيِّئَةً فَأَتْبِعْهَا حَسَنَةً تَمْحُهَا

"Apabila engkau telah berbuat keburukan maka ikutilah dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya." (HR. Ahmad, shahih lighairihi)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah tertawa dengan dua orang yang salah satunya membunuh yang lainnya, lalu keduanya masuk surga."

Para sahabat bertanya: "Bagaimana bisa seperti itu, ya Rasulullah?"

Beliau menjawab: "Yang satu berperang di jalan Allah lalu ia gugur sebagai syahid (dibunuh oleh yang satunya). Kemudian orang yang membunuh itu masuk Islam dan bertaubat, lalu Allah menerima taubatnya. Setelah itu ia berperang di jalan Allah 'Azza Wa Jalla hingga gugur sebagai syahid." (HR. Muslim no. 1890)

"Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak berdosa."

5. Merubah keburukan menjadi kebaikan

إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

"Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Furqan: 70)

Dari Abu Farwah rahimahullah, dia mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: "(Ya Rasulullah!) bagaimana menurutmu, jika ada seseorang yang mengerjakan semua perbuatan dosa dan tidak meninggalkan satu perbuatan dosa pun serta tiada keinginan untuk berbuat dosa kecuali ia lakukan. Apakah ada taubat baginya untuk semua itu?"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah kamu sudah masuk Islam?"

Ia menjawab, "Adapun saya bersaksi tiada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah."

Beliau berkata: "Berbuat baiklah dan tinggalkan perbuatan buruk, maka Allah akan menjadikan semua perbuatan buruk itu sebagai kebaikan bagimu."

Ia berkata: "penghianatan dan kejahatanku?" Beliau menjawab: "ya."

Ia terus menerus bertakbir hingga tidak terlihat lagi." (HR. Thabrani)

"Berbuat baiklah dan tinggalkan perbuatan buruk, maka Allah akan menjadikan semua perbuatan buruk itu sebagai kebaikan bagimu."

6. Menjadi sebab baiknya dan bersihnya hati

Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh jika seorang hamba melakukan kesalahan (dosa) maka di dalam hatinya aka ada satu noktah hitam. Jika ia meninggalkannya, beristighfar dan bertaubat maka hatinya akan kembali bersih. Namun, jika ia mengulangi lagi perbuatan dosa tersebut maka noktah hitam itu akan bertambah banyak sehingga menutupi hatinya. Itulah ran yang disebutkan oleh Allah: "Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka." (QS. Al-Muthaffifin: 14) (HR. At-Tirmidzi)

7. Sebab memperoleh doa dan istighfar Para Malaikat

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ

"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan Malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala." (Ghafir: 7)

(PurWD/voa-islam.com)

Wednesday, July 21, 2010

Cara Allah SWT Memproses Doa Kita

http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs619.snc3/32578_1488765818033_1200575991_31374582_2086364_n.jpg
Tidak kira sama ada doa itu dalam keadaan terdesak atau semata-mata menunaikan kewajipan, setiap doa pasti Allah beri perhatian. Allah berfirman yang bermaksud: “Berdoalah kepada-Ku nescaya aku (Allah) akan perkenankan.” (Surah Ghafir : 60 )

Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: “Sesungguhnya Tuhanmu yang Maha Suci lagi Maha Tinggi itu pemalu lagi mulia. Dia malu terhadap hamba-hamba-Nya yang mengangkat tangan berdoa, tiba-tiba tidak diberi oleh-Nya akan permintaan itu.” (Riwayat al-Tirmizi no. 3556 dan Abu Daud no. 1448)

Lihat betapa hebatnya sifat Pemurah dan Pengasih Allah, Dia bukan sahaja memerintahkan kita berdoa, malah Dia mengajar apa yang patut kita doakan dan bagaimanakah caranya kita harus berdoa. Tidak cukup sekadar itu, Allah berjanji untuk mempertimbangkan doa-doa itu. Sebuah syair mengungkapkan hakikat ini dengan begitu indah sekali:
“Allah s.w.t. murka jika engkau tidak memohon kepada-Nya.
Sebaliknya manusia murka apabila kau sering minta kepadanya.”

Berdoa itu satu langkah yang produktif. Bahkan menurut pandangan ulama tasawuf, apabila Allah telah ringankan lidah seseorang hamba-Nya untuk berdoa, itu petanda Allah telah memberi lampu hijau untuk memperkenankan doa itu. Kata Imam Ibn Ataillah: “Tatkala Allah membukakan mulut anda dengan bermohon kepada-Nya maka ketahuilah, sesungguhnya Allah berkehendakkan doa anda diperkenankan.”

Yakinlah bahawa apabila Allah mengilhamkan kepada hati kita untuk berdoa, maka sudah tentu Allah akan memperkenankan doa kita itu. Tetapi jika Allah tidak berkehendak memperkenankan sesuatu doa, maka sudah tentu Dia tidak mengilhamkan kepada hati kita ke arah itu.

Bukan mudah bagi seorang hamba Allah mengerakkan hati dan lidahnya untuk berdoa jika tidak kerana taufik dan hidayah Allah. Apabila hati dilembutkan untuk berdoa, bererti seseorang itu telah berasa kefakirannya di hadapan Allah. Apabila kita sudah benar-benar berhajat kepada-Nya, maka Allah pasti tidak akan mengecewakan hajat kita itu.

Wednesday, July 14, 2010

Solat Berjemaah Di Dataran

اhttp://vthumb.ak.fbcdn.net/vthumb-ak-sf2p/v33375/82/114/1434163557/b1434163557_1518027397340_2528.jpg
Lihatlah video bagaimana mereka boleh solat walau ditempat yang tiada kemudahan, betapa indahnya Islam apabila ianya difahami dan dicintai, hanya mereka yang berjiwa kotor yang banyak membuat dan mencipta alasan untuk meninggalkan solat.

Semoa Allah SWT menjadikan kita seperti mereka.. amin ya Rabbal alamin

http://www.facebook.com/#!/video/video.php?v=1518027397340

Monday, July 12, 2010

Menjaga Solat Fardhu Boleh Masuk Syurga

http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs574.snc3/31289_419252134702_545879702_5388652_66740_n.jpg

Solat wajib pun sudah besar kelebihannya. Solat sunat ini aku buat seperti tahiyatul masjid semasa hari Jumaat. Selain dari itu adalah terawih, pahala pun besar. Solat sunat lain aku tak buat. Solat wajib sama dengan menambah pahala dan mengurangkan dosa. Kalau aku ada dosa akan terhapus jika solat wajib. Jika aku solat wajib pahala bertambah. Apabila dosa berkurang dan pahala bertambah, nanti timbangan di akhirat akan berat ke syurga. Jadi, tiada lagi ganjaran lain yang aku harapkan dengan solat. Memanglah banyak sunnah Nabi saw melakukan solat sunat, tetapi ada banyak jalan lain boleh menuju ke syurga. Dalam hadis Muslim, orang yang bunuh 99 orang dan pelacur memberi minum kepada anjing pun boleh masuk syurga disebabkan amalan mereka melebihi kejahatnnya. Sedekah, puasa, umrah, zikir, doa, berbuat baik kepada orang dan lain-lain lagi sunnah Nabi saw merupakan kunci untuk ke syurga. Sebab itu aku tumpukan kepada solat yang wajib dan buat amalan sunnah yang lain.

====================================================

“Seseorang dari Nejd datang kepada Rasulullah s.a.w. dengan rambut terurai, kami mendengar berisik suaranya, tetapi kami tidak memahaminya, sehingga dia mendekat kepada Rasulullah. Dan ternyata dia bertanya tentang Islam. Maka Rasulullah menjawab: “Solat lima kali sehari semalam”. Dia bertanya: “Apakah ada kewajipan bagiku selain itu?” Rasulullah menjawab: “Tidak,kecuali jika kamu ingin mengerjakan (solat) sunat.” Kemudian Rasulullah bersabda: “Dan puasa Ramadhan.” Orang itu bertanya: “Apakah ada lagi puasa yang wajib bagiku selain itu?” Rasulullah menjawab: “Tidak,kecuali jika kamu mengerjakan puasa sunah.” Kemudian Rasulullah menerangkan kewajipan zakat. Maka dia bertanya: “apakah ada kewajipan selain itu?” Rasulullah menjawab: “Tidak,kecuali jika kamu bersedekah sunah.” Kemudian pergilah orang itu sambil berkata: “Demi Allah saya tidak akan melebihi atau mengurangi dari itu.” Maka Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sungguh bahagia dia, jika jujur(dalam ucapannya itu).”
[H.R. Al Bukhari dan Muslim]

“Ma’dan bin Abi Thalhah berkata,”Aku pernah menemui Tsauban, hamba yang dimerdekakan Rasulullah, lalu kutanyakan, ‘Katakanlah kepadaku tentang perbuatan yang dapat kulakukan, yang dengannya Allah dapat memasukkan aku ke syurga?.’ Atau dia bertanya:’Tentang perbuatan yang paling dicintai Allah?’ Kemudian dia(Tsauban) diam. Lalu kutanyakan lagi, dan dia tetap diam. Kutanyakan yang ketiga kalinya, akhirnya dia menjawab, ‘Aku pernah bertanya kepada Rasulullah s.a.w. tentang hal itu. Baginda menjawab, “Hendaknya kamu memperbanyak sujud, kerana tidaklah kamu bersujud sekali sujud kepada Allah, melainkan Allah mengangkat darjatmu dan menghapuskan kesalahanmu”. Ma’dan berkata,”Kemudian aku berjumpa Abu Darda’ dan kutanyakan kpdnya. Dia menjawab seperti jawapan Tsauban kepadaku.”
[H.R. Muslim,At-Tirmidzi dan An-Nasa'i]

“Solat lima waktu dan satu Jumaat dengan Jumaat setelahnya adalah penghapus dosa yang terjadi di antara semuanya, selama dosa besar tidak dilakukan.”
[H.R. Muslim]

Dari Abu Umamah ra., dia berkata: “Ketika Rasulullah s.a.w. berada di masjid duduk bersama kami, tiba-tiba seseorang datang kepadanya lalu lalu berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya telah melakukan kejahatan, maka hukumlah aku.” Rasulullah diam, dan dia mengulangi kembali pernyataannya. Rasulullah tetap diam tidak menjawab. Sedangkan qamat untuk solat telah diserukan. Maka, ketika Rasulullah s.a.w. (selesai solat) keluar, orang itu mengikutinya dan aku (Abu Umamah) pun mengikutinya dan menunggu jawapan Rasulullah s.a.w. kepadanya. Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda kepadanya: “Bukankah ketika keluar dari rumah, kamu berwuduk dengan baik?” Dia menjawab: “Ya, wahai Rasulullah s.a.w.” Kemudian Rasulullah bertanya: “Kemudian kamu solat bersama kami?”. Dia menjawab: “Ya Rasulullah”. Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya Allah swt. Telah mengampuni dosamu.”
[H.R. Muslim,Abu Daud dan Al Bukhari dari Anas

Rasulullah s.a.w. bersabda:“Barangsipa mengerjakan solat Isyak dengan berjamaah, maka dia seperti bangun tengah malam(solat lail) dan barangsiapa solat subuh dengan berjemaah, maka dia seperti solat malam seluruhnya.”
[H.R. Muslim]

“Solat seseorang dengan berjamaah(pahalanya) melebihi solat di rumah atau di pasar dengan dua puluh lima ganda. Ini kerana, apabila dia telah berwuduk dan sempurnakan wuduknya, kemudian keluar menuju Masjid dengan semata-mata untuk solat, maka dia tidak akan melangkah satu langkah melainkan dihapuskan baginya satu kesalahan, kemudian apabila dia solat maka malaikat selalu mendoakannya, selama dia masih berada di tempat solatnya,(dengan mengucapkan), “Ya Allah berilah rahmat kepadanya, dan kasih sayangilah dia.” Dan kamu selalu dalam solat selama menanti solat.”
[H.R. Al Bukhari-Muslim]

“Celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya.” (Al-Ma’un: 4-5)

Pada suatu hari, Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam berbicara tentang shalat, sabda beliau: “Barangsiapa menjaga shalatnya maka shalat tersebut akan menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari Kiamat nanti. Dan barangsiapa tidak men-jaga shalatnya, maka dia tidak akan memiliki cahaya, tidak pula bukti serta tidak akan selamat. Kemudian pada hari Kiamat nanti dia akan (dikumpulkan) bersama-
sama dengan Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay Ibnu Khalaf.” (HR. Ahmad, At-Thabrani dan Ibnu Hibban, hadits shahih)

Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam: “(Yang menghilangkan pembatas) antara seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR.Muslim)

Sunday, July 4, 2010

Doa dan Wirid Mempermudah Proses Bersalin

http://www.voa-islam.com/timthumb.php?src=/photos2/bayi12.jpg&h=235&w=355&zc=1
Alhamdulillah:

Setiap wanita yang hendak melahirkan mengalami cobaan yang begitu berat apalagi ketika mengalami kesulitan ketika melahirkan. Maka dalam keadaan seperti ini dianjurkan untuk banyak berdzikir dan berdoa. Diantara doa yang bisa dibacakan kepada wanita yang hendak melahirkan adalah:

Sheikh Utsaimin rahimahullah pernah ditanya:

Fadhilatus Sheikh, apakah ada ayat-ayat Al-Qur’an yang bisa dibaca untuk memudahkan kelahiran bagi wanita ?

Jawaban: Saya tidak mengetahui dalam hal itu sesuatpun dari Sunnah akan tetapi jika seseorang membacakannya kepada wanita yang hendak melahirkan apa yang menunjukkan kemudahan seperti ayat:

(يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر)

Artinya : ( Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan Dia tidak menghendaki kesulitan bagi kalian )( QS Al-Baqarah: 185)

Dan ayat yang menceritakan tentang kehamilan dan kelahiran seperti firman Allah Ta’alaa:

(وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَى وَلا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِه)

Artinya: (dan tidaklah apa yang dikandung oleh wanita atau yang dilahirkannya kecuali dengan sepengetahuan Allah ).

Juga seperti firman Allah Ta’alaa:

(إذا زلزلت الأرض زلزالها وأخرجت الأرض أثقالها)

Artinya: ( Apabila bumi digoncangkan dengan kuatnya dan bumi mengeluarkan beban beratnya ) (QS Al-Zalzalah)

Maka hal ini bisa bermanfaat dan mujarab dengan izin Allah karena Al-Qur’an seluruhnya adalah obat, apabila yang membaca dan yang dibacakan mengimani pengaruh dan kashiatnyanya maka pasti akan berkesan karena Allah Subhanahu wataa’la berfirman:

(وننزل من القرءان ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين ولا يزيد الظالمين إلا خسارا)

Artinya: ( Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an yang merupakan obat dan rahmat bagi orang-orang beriman dan tidak menambah bagi orang-orang yang dhalim kecuali kerugian ).

Dan ayat ini secara umumnya obat dan rahmat yang mencakup obat hati termasuk penyakit syubhat dan penyait syahwat dan obat bagi tubuh dari penyakit yang berat.

Beliau juga ditanya:

Apakah membaca surat Zalzalah ketika melahirkan dapat memudahkan proses kelahiran ? apakah ada doa-doa dan dzikir yang syarie diucapkan ketika melahirkan untuk memudahkannya ? dan apakah doa ketika melahirkan mustajab ?

Jawaban:

Alhamdulillah, menulis surat Zalzalah dalam wadah dengan kunyit, demikian juga ayat-ayat yang didalamnya bahwa Allah subhanahu wata’alaa mengetahui apa yang didalam rahim, demikian juga seperti firman Ta’alaa:

" وما تخرج من ثمرات من أكمامها وما تحمل من أنثى ولا تضع إلا بعلمه " فصلت : 47

Artinya: ( Dan tidak ada buah-buahan yang keluar dari kelopaknya dan tidak seorang perempuanpun mengandung dan tidak pula melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya) (QS Fushilat: 47).

وقوله تعالى : " الله يعلم ما تحمل كل أنثى وما تغيض الأرحام وما تزداد وكل شيء عنده بمقدار " الرعد : 8 .

Artinya: ( Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya ) ( QS Ar-ra’d : 8 ).

Dan ini dicoba dengan menuangkan air kedalam wadah dan diaduk sampai warna air berubah menjadi kuning karena kunyit kemudian diminumkan kepada wanita yang akan melahirkan dan sebagian untuk mengusap perutnya, atau ayat-ayat ini dibaca dalam wadah air kemudian diminumkan kepadanya dan diusapkan perutnya juga. Atau dibacakan kepada anita yang hendak melahirkan, semuanya bermanfaat dengan izin Allah.

Adapun doa.....yakni doa wanita yang hendak melahirkan , tentunya lebih dekat untuk dikabulkan karena diucapkan dalam keadaan sulit, sedangkan Allah Azza wa Jalla berfirman:

" أمن يجيب المضطر إذا دعاه ويكشف السوء ويجعلكم خلفاء الأرض أإله مع الله " النمل : 62

Artinya: ( Atau siapakah yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah dimuka bumi ) ( QS An-naml: 62 ).

Betapa banyak Allah Azza wa Jalla mengkabulkan doa ketika dalam kesulitan lalu Allah memberikan jalan keluarnya. Wallahu A’lam

( Fatwa Sheikh Utsaimin dinukil dari majalah Dakwah edisi 1754 hal 36)

(www.islam-qa.com)

Rahsia Tubuh Manusia

http://www.voa-islam.com/timthumb.php?src=/photos/downey-iron-man0114.jpg&h=235&w=355&zc=1

Mungkin banyak orang yang tidak mengetahui banyak rahasia yang terdapat di dalam tubuhnya. Fakta-fakta ini mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya, tapi seseorang akan terkejut bila mengetahuinya.

Tubuh manusia mulai dari kepala, leher, batang badan, 2 lengan dan 2 kaki merupakan keseluruhan struktur fisik dari organisme manusia. Ukuran tubuh manusia biasanya dipengaruhi oleh gen, dan saat dewasa tubuh terdiri dari 100 miliar sel yang dirancang untuk menunjang fungsi masing-masing organ seperti kardiovaskular, pencernaan, kekebalan tubuh, pernapasan, ekskresi, perkemihan, muskuloskeletal, saraf, endokrin dan reproduksi.

Karena itu ada fakta-fakta tersembunyi yang tidak diketahui banyak orang mengenai tubuh seorang manusia, seperti dikutip dari Howstuffworks, Rabu (30/12/2009):

1. Manusia melepaskan sekitar 600.000 partikel (sel) kulit setiap jamnya. Dalam setahun ada sekitar 1,5 pon (0,75 kg) sehingga rata-rata orang akan kehilangan sekitar 105 pon (47,25 kg) sel kulit pada saat berusia 70 tahun.

2. Jumlah tulang. Orang dewasa memiliki tulang yang lebih sedikit dibandingkan bayi. Saat seseorang baru memulai kehidupan, terdapat 305 tulang. Tapi seiring terjadinya pertumbuhan, maka saat dewasa orang hanya memiliki 206 tulang saja.

3. Sidik (garis-garis) di lidah. Jika ingin menyembunyikan identitas, maka sebaiknya tidak menjulurkan lidah. Karena serupa dengan sidik jari, setiap orang memiliki sidik lidah unik yang berbeda-beda.

4. Lapisan kulit perut baru. Tanpa disadari setiap manusia memiliki lapisan kulit perut baru setiap 3-4 hari. Ini karena asam yang kuat di lambung tidak hanya berguna untuk mencerna makanan, tapi juga untuk mengikis lapisan perut.

5. Kecepatan bersin. Udara yang dikeluarkan dari orang yang bersin bisa memiliki kecepatan hingga 100 mil/jam (160,9 km/jam) atau lebih. Karena itu tidak ada salahnya untuk menutup hidung saat bersin atau ada orang di dekat Anda yang bersin.

6. Panjangnya pembuluh darah. Darah memiliki jalur kerja yang panjang, karena ada sekitar 60.000 mil (96.540 km) pembuluh darah dalam tubuh manusia. Dan jantung bekerja keras untuk memompa sekitar 2.000 galon darah setiap harinya ke semua pembuluh darah.

7. Jumlah air liur. Mungkin tidak pernah terbayangkan untuk berenang di dalam air liur sendiri. Tapi hal ini mungkin saja, karena dalam seumur hidupnya seseorang menghasilkan air liur rata-rata 25.000 liter.

8. Kekuatan mendengkur. Seseorang pasti akan terganggu jika tidur di sebelah orang yang mendengkur. Hal ini bisa dimaklumi, karena suara dengkuran bisa mencapai 60 desibel yang setara dengan suara normal orang berbicara. Bahkan ada yang mencapai 80 desibel yaitu setara dengan suara mesin bor.

9. Warna dan jumlah rambut. Warna rambut akan membantu menentukan seberapa banyak jumlah helai rambut. Warna rambut pirang memiliki 146.000 folikel (kantong kelenjar pada rambut), rambut hitam memiliki 110.000 folikel sedangkan rambut coklat memiliki 100.000 folikel. Setiap folikel menghasilkan 20 helai rambut.

10. Berat kepala. Tidak heran jika seorang bayi sulit sekali mengangkat kepalanya, karena berat kepala saat baru lahir adalah seperempat dari total berat badan. Sedangkan saat dewasa, berat kepalanya hanya seperdelapan dari berat badan seseorang. (detik/ver/ir)

Adab orang yang mahu memulakan makan

http://www.voa-islam.com/timthumb.php?src=/photos/T_1247568679woman-holding-apple-.jpg&h=235&w=355&zc=1

1. Makanan itu mestilah dari yang halal dan cara memperolehinya juga harus secara halal, menurut petunjuk syariat dan wara’, tidak boleh diusahakan dengan cara yang dilarang di dalam syariat, ataupun dengan cara menurutkan hawa nafsu ataupun dengan cara penipuan. Dan Allah Ta’ala telah pun memerintahkan kita suapa memakan makanan yang baik, yakni secara halal, sebagaimana Dia telah mengutamakan larangan makanan secara batil (haram) daripada larangan membunuh jiwa tanpa hak, iaitu untuk mengeraskan lagi larangan memakan yang haram dan membesarkan keberkatan memakan yang halal. Allah Ta’ala telah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan harta-harta sesama kamu dengan jalan kebatilan, melainkan dengan perniagaan secara sukarela satu sama lain dan janganlah kemu membunuh dirimu” (an-Nisa’: 29)

Maksud yang pertama dari makanan mestilah ia dari yang baik atau yang halal dan ini adalah dikira sebagai kewajiban dan perkara pokok dalam agama.

2. Membasuh tangan sebab tangan ini tidak sunyi dari kotoran kerana seringkali ia digunakan untuk membuat pekerjaan yang berbagai-bagai. Oleh itu membasuh tangan adalah lebih dekat kepada kebersihan dan kesucian.

3. Bila memakan sesuatu makanan, sayugialah diniatkan memakan kerana bertaqwa kepada Allah dan kerana menguatkan badan untuk menjalani ketaatan kepada Allah Ta’ala supaya dengan yang demikian, dia boleh menjadi seorang yang taat pada mengerjakan ibadat. Untuk menjamin niatnya atas dasar ini, hendaklah jangan sampai tangannya mencapai makanan, melainkan setelah benar-benar lapar. Jadi kelaparan yang merupakan satu-satu sebab yang menjadikannya memakan makanan itu. Kemudian hendaklah ia mengangkat tangannya dari makanan itu sebelum benar-benar kenyang. Barangsiapa yang menurut petunjuk ini, niscaya ia tidak perlu lagi kepada pertolongan doktor.

4. Hendaklah ia sentiasa redha dengan makanan yang terhidang di hadapannya, yakni rezeki yang telah dikurniakan oleh Allah kepadanya.

5. Sebaik-baiknya, makanan yang terhidang itu dijamah (dimakan) oleh tangan yang banyak, walauoun dari ahli rumahtangga dan anak-pinak, sebab sebaik-baik makanan ialah yang disentuh oleh tangan yang banyak. Rasulullah s.a.w sendiri tidak pernah memakan sendirian.