Tak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa. Selalu saja ada debu-debu lalai, khilaf dan salah yang melekat. Padahal dia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Tuhannya. Jika dalam kondisi seperti ini, Allah dengan rahmat dan kemurahan-Nya memberikan jalan untuk membersihkannya salah dan dosa-dosa tadi. Yaitu dengan bertaubat. Disamping sebagai bentuk ibadah, taubat juga merubah salah dan dosa bernilai pahala. Maka taubat menjadi kebutuhan hamba yang merasa banyak salah dan dosa.
Hakikat Taubat
Taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada tuhannya (Allah) Ta'ala, dengan melaksanakan ketaatan dan menjauhi maksiat serta menyelisihi atau menjauhi jalan hidup orang Yahudi dan Nasrani. maksudnya meninggalkan sesuatu yang ia bertaubat darinya menuju apa yang ia kembali kepadanya.
Jadi taubat yang disyariatkan mencakup tiga komponen:
1. Kembali kepada Allah
2. Melaksanakan perintah-Nya
3. Meninggalkan larangan-Nya.
Taubat bukan saja dari melaksanakan maksiat, tapi juga dari meninggalkan perintah. Banyak sekali manusia yang meninggalkan perintah-perintah Allah, baik berupa perkataan atau perbuatan. Terkadang dikarenakan mereka tidak mengetahuinya, maka ia masuk dalam golongan sesat (dhaalliin). Terkadang pula ia mengetahuinya tapi tidak melaksanakannya, maka ia masuk dalam golongan orang yang dimurkai (al Maghdzub 'Alaihim).
Kedudukan dan keutamaan taubat
Banyak sekali nash-nash Al Qur'an yang menjelaskan keutamaan dan kedudukan taubat, di antaranya sebagai berikut:
1. Sebagai sarana memperoleh kecintaan Allah 'Azza wa Jalla.
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al-Baqarah: 222)
Karena di dalam taubat terdapat taqarrub kepada Allah dengan melaksanakan ketaatan dan menjauhi maksiat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, Allah Ta'ala berfirman:
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
"Tidaklah hamba-Ku mendekatkan kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada melaksanakan perkara-perkara yang fardlu (wajib) dan tidaklah hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan nafilah (sunnah) sehingga Aku mencintainya." (HR. Al Bukhari)
2. Penyebab keberuntungan di dunia dan akhirat
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS. An-Nuur : 31)
Dari Abu Sa'id Al-Khudri radliyallu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dahulu kala, pada umat sebelum kalian, ada seseorang yang membunuh 99 jiwa, kemudian ia ingin bertaubat. Maka ia mencari orang yang paling alim, dan ditunjukkan padanya seorang pendeta. Ia bertanya padanya: bahwa ia telah membunuh 99 jiwa, apakah masih ada taubat untuknya? Jawab pendeta: "tidak ada." Maka iapun membunuhnya, sehingga genap seratus orang yang sudah dibunuhnya.
Kemudia ia mencari lagi orang yang paling alim di muka bumi, dan ditunjukkan padanya seorang yang berilmu, lalu ia mengatakan sudah membunuh seratus jiwa, apakah masih ada taubat untuknya? Orang alim tadi menjawab: "ya ada, tiada yang berhak menghalangimu bertaubat, pergilah ke negeri itu, di sana banyak orang yang taat beribadah kepada Allah, lalu beribadahlah seperti ibadah mereka, dan jangan kembali ke negerimu ini, karena ia tempat orang jahat."
Maka pergilah orang itu. Ketika di tengah perjalanan, ajal menjemputnya. Maka Malaikat rahmat bertengkar dengan Malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata: "ia telah berjalan untuk bertaubat kepada Allah dengan sepenuh hatinya." Berkata Malaikat adzab: "ia belum pernah berbuat kebaikan sama sekali." Lalu datanglah Malaikat dalam rupa manusia yang dijadikan sebagai hakim di antara mereka. Ia berkata: "ukur saja jarak dua dusun yang ditinggalkan dan yang dituju, maka mana yang lebih dekat masukkanlah ia ke dalam golongan penduduk itu." Kemudian mereka mengukurnya dan mendapati jaraknya lebih dekat kepada negeri yang baik yang ditujunya, maka diambillah ruhnya oleh Malaikat rahmah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Laki-laki ini belum beramal sedikitpun, namun ketika ia bertaubat, ia mendapati keberuntungan dan kebahagiaan.
3. Sebagai cara agar tidak menjadi orang dzalim
وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
"Dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang dzalim." (QS. Al-Hujurat: 11)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: "hamba dibagi menjadi dua macam: yaitu orang yang bertaubat dan orang dzalim, tidak ada yang ketiganya. Gelar dzalim disandangkan bagi orang yang tidak bertaubat. Dan tidak ada kejahilan melebihi ketidaktahuan seorang hamba akan Rabbnya dan hak-hak-Nya, aib dirinya serta amalnya yang buruk." (Madarijus Salikin: 1/199)
Hamba dibagi menjadi dua macam: yaitu orang yang bertaubat dan orang dzalim, tidak ada yang ketiganya. . . .
4. Menghapuskan amalan-amalan buruk dan sebab masuk surga
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang mukmin yang bersamanya." (At-Tahrim: 8)
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal." (QS. Ali Imran: 135-136)
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
اَلتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
"Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak berdosa." (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)
اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
"Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada dan ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya (kebaikan) itu akan menghapusnya serta perlakukan manusia dengan perlakuan yang baik." (HR. At-Tirmidzi, hadits hasan shahih)
إِذَا عَمِلْتَ سَيِّئَةً فَأَتْبِعْهَا حَسَنَةً تَمْحُهَا
"Apabila engkau telah berbuat keburukan maka ikutilah dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya." (HR. Ahmad, shahih lighairihi)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah tertawa dengan dua orang yang salah satunya membunuh yang lainnya, lalu keduanya masuk surga."
Para sahabat bertanya: "Bagaimana bisa seperti itu, ya Rasulullah?"
Beliau menjawab: "Yang satu berperang di jalan Allah lalu ia gugur sebagai syahid (dibunuh oleh yang satunya). Kemudian orang yang membunuh itu masuk Islam dan bertaubat, lalu Allah menerima taubatnya. Setelah itu ia berperang di jalan Allah 'Azza Wa Jalla hingga gugur sebagai syahid." (HR. Muslim no. 1890)
"Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak berdosa."
5. Merubah keburukan menjadi kebaikan
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
"Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Furqan: 70)
Dari Abu Farwah rahimahullah, dia mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: "(Ya Rasulullah!) bagaimana menurutmu, jika ada seseorang yang mengerjakan semua perbuatan dosa dan tidak meninggalkan satu perbuatan dosa pun serta tiada keinginan untuk berbuat dosa kecuali ia lakukan. Apakah ada taubat baginya untuk semua itu?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah kamu sudah masuk Islam?"
Ia menjawab, "Adapun saya bersaksi tiada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah."
Beliau berkata: "Berbuat baiklah dan tinggalkan perbuatan buruk, maka Allah akan menjadikan semua perbuatan buruk itu sebagai kebaikan bagimu."
Ia berkata: "penghianatan dan kejahatanku?" Beliau menjawab: "ya."
Ia terus menerus bertakbir hingga tidak terlihat lagi." (HR. Thabrani)
"Berbuat baiklah dan tinggalkan perbuatan buruk, maka Allah akan menjadikan semua perbuatan buruk itu sebagai kebaikan bagimu."
6. Menjadi sebab baiknya dan bersihnya hati
Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh jika seorang hamba melakukan kesalahan (dosa) maka di dalam hatinya aka ada satu noktah hitam. Jika ia meninggalkannya, beristighfar dan bertaubat maka hatinya akan kembali bersih. Namun, jika ia mengulangi lagi perbuatan dosa tersebut maka noktah hitam itu akan bertambah banyak sehingga menutupi hatinya. Itulah ran yang disebutkan oleh Allah: "Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka." (QS. Al-Muthaffifin: 14) (HR. At-Tirmidzi)
7. Sebab memperoleh doa dan istighfar Para Malaikat
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan Malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala." (Ghafir: 7)
(PurWD/voa-islam.com)
No comments:
Post a Comment